Sabtu, 16 Januari 2010

TEORI HISTORIS

A. Dasar pengembangan aliran historis

Dasar pengembangan aliran ekonomi dari pengikut aliran historis adalah pengalaman empiris yang telah dibuktikan oleh perjalanan panjang sejarah perekonomian. Mereka percaya bahwa segala kegiatan manusia tidak semata-semata dilandaskan pada tujuan ekonomi saja, tetapi juga oleh motif-motif lainnya seperti etika serta impuls-impuls lainnya. Oleh karena itu, mereka mengkritik teori para ekonom klasik yang menggunakan metode deduktif dalam pengembangan teori mereka. Dengan penerapan metode deduktif tersebut, pengikut aliran klasik menyatakan bahwa teori mereka adalah teori yang berlaku umum diseluruh empat.

Pengikut aliran historis menawarkan metode induktif-historis sebagai alternatif dari metode deduktif kaum klasik. Metode ini didasarkan pada pengalaman dan pengkajian yang bersifat khusus, seperti data-data perkembangan ekonomi di suatu tempat, dan kemudian ditarik suatu kesimpulan umum. Dengan metode tersebut, hokum dan dalil harga hanya akan berlaku di suatu tempat dan pada waktu tertentu saja, karena hokum, dalil, dan teori-teori ekonomi sangat tergantung pada kondisi serta lingkungan setempat sehinga tidak mungkin berlaku universal.

Berdasarkan pemikiran yang selalu dilandaskan pada pengalaman sejarah, para pengikut aliran historis jugan tidak setuju dengan pandangan aliran klasik tentang dibatasinya peranan pemerintah dalam perekonomian, demikian pula dengan konsep tangan nampak yang akan membawa perekonomian pada keseimbangan.

Mereka memandang bahwa kegiatan perekonomian tidak terlepas dari interaksi dalam masyarakat, sehingga tidak mungkin ada hukum ekonomi yang berdiri sendiri dan terlepas dari interaksi tersebut. Oleh karena itu, mereka percaya bahwa campur tangan pemerintah dalam perekonomian sangat dibutuhkan agar tujuan sosial dari proses ekonomi dapat diarahkan pada kondisi yang diinginkan bersama.

Pada intinya pemikir aliran histiris menolak argumentasi pemikir-pemikir klasik bahwa undang-undang alam tentang kehidupan ekonomi. Masyarakat harus dianggap sebagai kesatuan organisme tempat interaksi sosial berkait dan berubungan anatar individu. Pemikir aliran historis menghendaki agar kegiatan masyarakat dilandaskan pada suatu sistem yang menyeluruh, yang mencakup semua organisme dalam kehidupan bermasyarakat sebagai suatu keseluruhan. Penganut aliran historis tidak percaya pada mekanisme pasar bebas klasik pada umumnya sepakat untukm meminta campur tangan pemerintah dalam perekonomian. Intyervensi pemerintah diharapkan mampu membawa proses ekonomi pada tujuan-tujuan social dan ekonomi yang didinginkan bersama. Tanpa campur tangan pemerintah dalam perekonomian tidaka akan ada jaminan keadilan soial.

Bagi pemikir aliran historis, fenomena-fenomena ekonomi merupakan produk perkembangan masyarakat secara keseluruhan sebagai hasil perjalanan sejarah. Oleh karena itu, pemikir-pemikiran, teori-teori, dan kesimpulan ekonomi haruslah dilandaskan pada empiris sejarah. Pemikir-pemikir aliran historis tidak setuju dengan anggapan kaum klasik dan neo-klasik bahwa prinsip-prinsip ekonomi berlaku secara universal. Keadaan in I disebabkan prinsip-prinsip ekonomi juga dipengaruhi oleh adat-istiadat, tradisi, agama, nilai-nilai, dan norma-norma lingkungan setempat.

Dengan metode induktif historis, mereka mengumpulkan kenyataan-kenyataan ekonomi dari sejarah. Dari data yang dikumpulkan ini kemudian diambil kesimpulan umum. Pola pendkatan induksi-empiris berpangkal tolak dari pengamatan dan pengkajian yang bersifat khusus dan dari sini diambil suatu kesimpulan umum (reasoning from theparticular to the general). Dngan metode induksi empiris hukum-hukum, dalil-dalil dan teori-teori ekonomi hanya berlaku di suatu tempat pada waktu-waktu tertentu. Hal itu disebabkan hukum, dalil, maupun teori ekonomi sangat tergantung pada kondisi dan lingkungan setempat. Dengan demikian, bagi para pemikir sejarah, hokum ekonomi tidak berlaku universal, tetapi bisa berubah sewaktu-waktu sesuai keadaan dan masalah yang dihadapi.

B. Tokoh-tokoh aliran historis

  1. Frederich List (1789-1846)

Frederich list lahir dan memperoleh pendidikan di jerman. Ia pernah mengajar di Negara tersebut, tetapi ide-idenya kemudian memaksanya untuk pindah ke Amerika Serikat. Di Amerika ia menjadi editor salah satu surat kabar yang terbit di Pennsylvania dan aktif dalam gerakan-gerakan proteksionis.

Salah satu buku list yang cukup terkenal adalah: Das Nationale system der politischem oekonomie, der International Handel, Handels politik und der Deutch ollverein, atau dalam bahasa Inggrinya: The Nationsl system of Polotical Economy, International Trade, Trade Policy and the German Customs Union (1841). Dalam buku tersebut list menyerang pakar-pakar klasik yang disebutnya “kosmopolitan” sebab mengabaikan peran pemerintah.

Lebih lanjut list mengatakan bahwa kita bisa mengambil kesimpulan tentang perkembangan suatu masyarakat dari data sejarah.setiap kelompok masyarakat pada umumnya melewati tahap-tahap sejarah sebagai berikut:

· Masa berburu dan mengembara;

· Masa berternak dan bertani;

· Masa pertanian dan kerajinan;

· Masa kerajinan, industri, dan perniagaan;

Sistem perdagangan bebas sebagaiman dianjurkan kaum klasik hanya cocok pada Negara-negara yang suadah berada pada tahap kelima misalnya Inggris. Dari uraian di atas jelas bahwa list banyak mencurahkan perhatian pada masalah kebijaksanaan ekonomi, terutama bagaimana melindungi industrialisasi Jerman yang waktu itu tertinggal dari industrialisasi Inggris. Intervensi pemerintah tidak terbatas dalam bidang ekonomi menurut list, dalam bidang lain juga sangat diperlukan seperti sosial, politik, dan hukum.

  1. Bruno Hilderbrand

Hilderbrand aktif dalam berbagai penelitian dan penulisan karya-karya ilmiah. dalam melakukan penelaahan dan penelitian-penelitian ekonomi, ia menekankan perlunya mempelajari sejarah, artinya penelitian-penelitian ekonomi harus didukung oleh data statistik empiris yang dikumpulkan dalam penelitian sejarah ekonomi.

Ia juga sering menekankan pentingnya evolusi dalam perekonomian masyarakat. Menurut hilderbrand, dilihat dari cara tiap kelompok masyarakat dalam melakukan tukar-menukar dan berdagang, kelompok-kelompok masyarakat tersebut dapat digolongkan/dibedakan atas tingkat-tingkatan sebagai berikut:

· Tukar-menukar secara in-natura atau barter;

· Tukar-menukar dengan perantaraan uang;

· Tukar-menukar dengan mengunakan kredit;

Penelitian hilderbrand di atas dianggap cukup baik untuk bidang sosiologi, tetapi kurang bermakna ditinjau dari pengembangan ekonomi. Salah satu kelemahan dari karya-karya penelitian sejarah hilderbrand ialah bahwa berbagai penelitian yang dilakukanya hanya berupa monografi sejarah yang bersifat deskriptif, tentang masalah-masalah ekonomi. Namun, karya-karya tersebut tidak disusunya kedalam satu kerangka acuan yang padu. Oleh karena itu, karya-karya penelitian-penelitian sejarah hilderbrand tersebut dinilai tidak berarti dalam pengembangan ilmu ekonomi.

  1. Werner Sombart (1863-1941)

Salah satu hasil penelitian sombart yang cukup sering dikutip orang ialah penelitianya tentang tahap-tahap perkembangan kapitalisme. Dari hasil penelitianya sombart mengatakan bahwa pertumbuhan masyarakat kapitalis sangat erat kaitanya dengan pertumbuhan masyarakat. Dalam karyanya: Der Moderne Kapitalismus (1902), Werner sombart mengatakan bahwa pertumbuhan masyarakat kapitalis dapat dibedakan atas berbagai tingkatan:

    • Tingkat pra-kapitalisme;
    • Tingkat kapitalisme menengah;
    • Tingkat kapitalisme tinggi;
    • Tingkat kapitalisme akhir;

d. Max Weber (1864-1920)

Max weber adalah ahli sosiologi dalam arti luas, dimana ilmu ekonomi dan sejarah ekonomi oleh weber juga dimasukan sebagai bagaian dari ilmu sosiologi. Walaupun ia ahli sosiologi, tekanan utama dalam pembahasanya adalah ekonomi. Ia juga intens dalam melihat pengaruh ajaran-ajaran agama tertentu, yaitu prostetan, terhadapa kemajuan ekonomi. Dalam bukunya yangt sangat terkenal; The Prostetan Ethic and The Spirit of Capitalism (1958) ia menjelaskan bahwa ada pengaruh nyata ajaran agama protestan terhadap perilaku dan kemajuan ekonomi.

Hasil pengamatan Weber menunjukan bahwa golongan penganut agama protestan, terutama kaum Calvins, menduduki tempat teratas. Sebagian besar dari pemimpin-pemimpin perusahaa, pemilik modal, pimpinan teknis, dan komersial yang diamatinya (di jerman) adalah orang-orang protestan,bukan orang katolik. Ajaran Calvin tentang takdir dan nasib manusia, menurut Weber, adalah kunci utama dalam menentukan sikap hidup para penganutnya. Bagi penganut Calvinis, kerja adalah “beruf”, ”panggilan” atau “tugas suci”. Menurut ajaran Calvin keselamatan hanya diberikan kepada orang-orang terpilih. Ini yang mendorong orang bekerja keras afar masuk menjadi golongan orang terpilih tersebut. Dalam kerangka pemikiran teologis seperti inilah semangat kapitalisme, yang bersandar pada cita ketekunan, hemat, rasional, berperhitungan, dan sanggup menahan diri, menemukan pasangannya.

Tentu tidak semua orang menerima tesis Weberyang diuraikan diatas. Beberapa pakar mempertanyakan atau bahkan menentangnya. Pakar-pakar yang menentang antara lain Bryan S. Turner, R.H. Tawney, dari pakar-pakar lain yang pernah meneliti dampak ajaran agama lain terhadap kehidupan ekonomi, misalnya penelitian tentang masyarakat Islam dan penganut ajaran Tokugawa di jepang. Kritikan-kritikan tersebut antara lain dapat dibaca dalam buku: Agama, Etos Kerja dan Perkembangan Ekonomi (1979) .

C. Aliran Institusional

Aliran historis, yang dikembangkan di Jerman, di daratan Amerika Serikat pada tahun 20-an muncul aliran pemikiran lain yang disebut aliran “Institusional”. Aliran ini mulanya muncul karena Thorstein bunde veblen (1857-1929), veblen pada intinya mengkritik teori-teori yang digunakan kaum klasik dan neo-klasik yang model-model teoritis dan matematisnya dinilai biasa dan cenderung terlalu menyederhanakan fenomena-fenomena ekonomi. Pemikiran-pemikiran klasik ekonomi dan neo-klasik juga dikritiknya karena mengabaikan aspek-aspek ekonomi seperti kelembagaan dan lingkungan. Padahal, veblen menilai pengaruh keadaan dan lingkungan sangat besar terhadap tingkah laku ekonomi masyarakat. Stuktur politik dan sosial yang tidak mendukung dapat memblokir dan menimbulkan distorsi proses ekonomi.

Bagi veblen masyarakat adalah suatu komleksitas tempat setiap orang hidup. Setiap orangpun dipengaruhi serta ikut mempengaruhi pandangan setiap perilaku orang lain. Dari penelitian dan pengamatan veblen menyimpulkan bahwa perilku masyarakat berubah dari tahun ke tahun, penelitian tentang perubahan perilaku dilakukanya dengan pendekatan metode induksi. Dengan metode induksi ia dapat menjelaskan perilaku masa lalu dan masa sekarang, disamping itu ia bisa juga meramal atau memperkirakan perilaku masa yang akan dating.

Bagi Veblen,masyarakat merupakan suatu fenomena evolusi segala sesuatunya terus menerus mengalami perubahan.pola perilaku seseorang dalam masyarakat di sesuaikan dengan kondisi sosial sekarang.jika perilaku cocokdan diterima,perilaku diteruskan.sebaliknya,jika suatu perilaku dianggaptidak cocok,perilaku akan di sesuaikandenganlingkungan.keadaan dan lingkungan inilahyang di sebut Veblen “institusi”.dalam berproduksi akan terlihat bagaimana nilai-nilai dan norma-norma serta kebiasaan yang dianut dalam mengejar tujuan akhir dari kegiatan produksi,yaitu keuntungan.ada keuntungan yang di peroleh melalui kerja keras dan ada juga yangdiperoleh dengan menggunakan segala macam cara tanpa memperdulikan orang lain.begitu juga dalam perilaku konsumsi ada perilaku konsumsi yang wajar,yaitu ingin memperoleh manfaat atau utulitas yang sebesar-besarnya dari tiap barang yang dikonsumsinya.Ada pula yang tidak wajar kalau konsumsi di tunjukkan hanya untuk pamer,yang oleh Veblen di sebut conspicuous consumption.

Landasan pemikiran seperti di jelaskan di atas jelas bukan pemikiran ekonomi,melainkan lebih mengarah ke sosiologi,tetapi kalau di gabung,ia akan menjadi pemikiran ekonomi aliran istitusional atau aliran kelembangan (institutional economics)

D. Tokoh-tokoh aliran Institusional

a. Thorstein Bunde Veblen (1857-1929)

Veblen adalah anak seorang petani miskin yang melakukan migrasi dari Norwegia ke Amerika. Dalam keluarga petani miskin ini,termasuk di dalamnya veblen, ada sembilan orang bersaudara. Gelar yang diberikan kepada veblen sangat banyak, selain gelar-gelar di atas, ia juga sering digelari sebagai seorang maverick , yang kira-kira bisa diartikan orang yang suka “lain dari yang lain”. Gelar ini bisa diberikan pada orang yang selalu berpijak pada pemikiran semdiri tanpa peduli pada pemikiran-pemikiran umum yang dianggap lumrah (maverick = person who dissents from the ideas of an organized). Sebagai seorang maverick, yang selalu ingin tampil beda. Ia tidak pernah menghargai pendapat orang lain. Selalu teguh pada pendapat sendiri walaupun pendapat tersebut mungkin bertentangan dengan pendapat yang dianggap “lumrah” atau “benar” waktu itu.

Vablen sebagai tokoh utama aliran istitusional mempunyai cukup banyak pengikut.beberapa di antaranya yang dapat disebutkan di sini adalah:Wesley, Gunnar Mayrdal, joseph Schumpeter, dan terakhir Douglas North.

Wesley clair mitchler (1874-1948) adalah murid,teman dan pengagum Veblen.selain ikut dalam mendukung dan mengembangkan pemikiran pemikirangurunya,lebih lanjut ia juga berjasa dalam mengembangkan metode-metode kuantitatif dalam menjelaskan peristiwa-peristiwa ekonomi.salah satu karyanya yang sudah menjadi klasik adalah: Businis cyles and their sauses (1913) dengan menggunakan beberapa data setatistik ia kemudian menjelaskan masalah fluktuasi ekonomi. Sesudah perang dunia kedua Mitchell mengorganisasi sebuah badan penilitian “national bureoau of economic research”. Dari penelitian ini memungkinkan lebih di kembangkannya penilitan-penilitian tentang pendapatan nasional, fluktuasi ekonami atau business cycles, perubahan produktifitas, analisis harga, dan sebagainya.

Gunnar karl merdal (1898-19..) dari suwedia juga di golongkan sebagai pendukung aliran institusional. Setelah menyelesaikan pendidikan dalam bidang hokum, Myrdal melanjutkan pendidikan dalam bidang ekonomi, dan selesai tahun 1927. Ia banyak menulis buku, antara lain: An American delemna (1944);value in social theory (1958); challenge to affluence (1963); dan asian drama: an inquiry into the property of nations (1968). Salah satu pesan Myrdal pada ahli-ahli ekonomi ialah agar ikut membuat value judgement. Jika itu tidak dilakukan setruktur-setruktur teoretis ilmu ekonomi akan menjadi tidak realistitusional di percaya bahwa pemikiran institusioanal sangat di perlukan dalam melaksanakan pembangunan di Negara-negara berkembang. atas jasa-jasanya dalam menyumbangkan pemikiran-pemikiran ekonomi, terutama bagi pembangunan Negara-negara berkembang, tahun 1974 bersama-sam dengan F.A.hayek yang memperoleh hadiah nobel dalam bidang ekonomi.

Joseph A. sechum peter (1883-1950) oleh beberapa penulis dimasukkan sebagai pendukung aliran institusional. Hal itu karena pendapatnya yang mengatakan bahwa sumber utama kemakmuran bukan terletak dalam domain ekonomi itu sendiri, melainkan berada di luarnya yaitu dalam lingkungan dan institusi masyarakat. Lebih jelas lagi, sumber kemakmuran terletak dalam jiwa kewiraswastaan (intrepreneur-ship) para pelaku ekonomi yang mengarsiteki pembangunan.

Schumpeter membedakan pengertian invensi dengan inovasi. Invensi adalah hal penemuan teknik-teknik produksi baru sementara itu, inovasi mempunyai makna lebih luas yang tidak hanya menyangkut penemuan teknik-teknik berperoduksi baru akan tetapi juga penemuan komoditi baru jenis material baru untuk peroduksi, cara-cara usah baru, cara-cara pemasaran baru dn sebagainya. Schumpeter inovasi dianggap sebagai suatu lonctan dalam fungsi produksi.

Inovasi ditemukan oleh inovator,tetapi entreprenerlah yang memperatekkaan hasil teemuan tersebut pertama kali. Tanpa entrepreneur yang berani mengadopsi temuan-temuan baru, orang akan tetap menggunakan cara-cara lama yang telah usang dan tidak evesien.lebih jauh,menuru Schumpeter,entrepreneur tidak sama dengan pengusaha biasa.entrepreneur lebih jeli mencari peluang,mampu merintis dan mengatur inovasi,mau mengadopsi teknik,cara dan pola baru; dan yang paling penting,berani mengambil resiko.

Kalu boleh “meloncat” ke tahun 1993,maka orang terkhir yang perlu di cantumkan sebagai pendukung alirn institusional adalah Douglas North dari University of Washington,missour,Amerika Serikat,penghargaan terhadap aliran inastitusional mencapai puncaknya tahun 1993 pada waktu Douglas North menerima hadiah nobel dalam bidang ekonomi.North menerima hadiah yang sangat membanggakan tersebut karena jasanya yang sangat besar dalam memperbarui riset dalam penelitian sejaah ekonomi dan metode-metode kuantitatif.

Selama ini kebanyakan pakar-pakar ekonomi menganggap hanya mekanisme pasar sebagi satu-satunya penggerak roda ekonomi,dan mengabaikan peran institusi.hal ini di nilai North keliru,sebab peran institusi,baik institusi politk maupun institusi ekonomi,tidak kalah pentingnya dalam pembangunan ekonomi,lebih jauh,ia menyimpulkan bahwa negara-negara komunis hancur karena tidak mempunyai institusi yang mendukung mekanisme pasar.terhadap perubahan-perubahan yang radikal di eropa timur dan eks soviet,North mengatakan bahwa reformasi yang dilakukan tidak akan memberikan hasil nyata hanya memperbaiki kebijakan ekonomi makro belaka.Agar reformasi berhasil,di butuhkan dukungan seperangkat institusi yang mampu memberikan insentif yang tepat kepada setiap pelaku ekonomi.bebebrapa contoh institusi yang mampu memberikan instensif tersebut adalah hokum paten dan hak cipta,hokum kontrak dan pemilikan tanah.

Dari uraian di atas jelas bahwa apa yang di maksut North dengan institusi sedikit berbeda dengan yang di kemukakan Vablen sebagai pendiri aliran institusional itu sendiri.Bagi Veblen institusi di artikan sebagai norma-norma,nilai-nilai,tradisi dan budaya.namun bagi North institusi adalah peraturan perundang-undangan beriku sifat-sifat pemaksaan dari peraturan-peraturan tersebut serta norma-norma prilaku yang membentuk intraksi antara manusia secra berulang ulang.dalam hal ini,North tidak melihat instruksi sebagai institusi,tetapi terutama pada konsekuensi institusi tesebut atas pilihan-pilihan yang di lakukan oleh anggota masyarakt.bagi Negara-negara yang ingin maju,demikian North member resep,harus di kembangkan sistem kontrak,hak cipta,merek dagang,dan sebginya secra resmi.selain itu,perlu di lengkapi dengan system pemantauan dan mekanisme penindakn bagi para pelanggar para peraturan-peraturan yang telah di buat.tanpa kehadiran institusi maka biaya transaksi dalam berdagang dan berusaha menjadi tinggi.para pedagang akan meng hadapi resiko penipuan,pemerasan,ancaman fisik,dan bentuk ketidak pastian lainya,kehadiran institusi sangat penting sebagai alat untuk mengatur dan mengendlikan para pelaku ekonomi di pasar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar